Jumat, 10 September 2021

Menulis itu mudah

 

Menulis itu mudah

Malam ini sudah sampai pada pertemuan ke 26. Narasumber dipercayakan kepada seorang dosen dari IAIN Tulung Agung. Beliau juga penulis 26 buku, seorang motivator, serta Penggiat Literasi. 

Pojok Literasi mulai beliau torehkan sejak 2003 dan tak pernah putus hingga sekarang.  Sangat menginspirasi. Siapakah beliau? Beliau adalah Dr. Ngainun Naim. Tema yang dikupas tentang "Menulis itu mudah". 


Apakah menulis itu sulit?

Semua kita bisa menulis. Sama halnya dengan semua kita bisa berbicara. Karena menulis dan berbicara adalah sama-sama menyampaikan pesan kepada orang lain. Bedanya, menulis itu menyampaikan sesuatu dengan tulisan. Sedangkan berbicara dengan menggunakan suara. 

Banyak pengalaman yang Bapak Ngainun Naim Bagi dalam pelatihan kali ini. Di awali dengan mengajak peserta untuk mengunjungi dua blog utamanya. Mnurut saya, artikelnya di blog beliau luar biasa. 

Blog pertama, spirit literasi yang mempunyai 434 artikel. Linknya:

 https://www.spirit-literasi.id/2021/09/pangeran-diponegoro-proses-kreatif.html

Blog kedua, ngainum-naim.blogspot. Di blog ini beliau sudah memposting artikel sebanyak 476 artikel. Linknya: 

 https://ngainun-naim.blogspot.com/2021/07/adab.html


Di samping menulis di blog beliau juga sudah menulis sekitar 40 buku mandiri, 90 antologi, 30 kata pengantar, 50 artikel jurnal, dan ribuan esai.


KUNCI MENULIS MUDAH 

Apakah mudah menulisnya? Mudah. Ingat kuncinya. Kunci Menulis mudah menurut Dr. Ngainun Naim, antara lain: 

 1  MINDSET bahwa menulis itu mudah. 

Jadi orang menulis itu harus bersemangat

2. TEKAD YANG KUAT

Jangan mudah menyerah. Mulailah menulis, jangan tanamkan prinsip sulit sekali menulis padahal belum menulis. Menulis sama halnya dengan berbicara atau bagi kita guru sama halnya dengan mengajar. 

3. Menulis yang diketahui

4. Banyak membaca.

Membaca sangat penting bagi seorang penulis untuk menambah wawasan, menambah kosakata. Dengan sering membaca akan membuat kita mudah dalam menulis. Orang yang rajin membaca tetapi tidak menulis itu ibarat pohon tumbuh subur tapi tidak berbuah.  yang rajin menulis tapi tidak membaca tidak akan bertahan lama karena tidak ada yang bisa ditulis.

Membaca itu seperti menabung yang akan dikeluarkan secara otomatis saat menulis.

5. Jam terbang

Jam terbang tak kalah penting bagi penulis, semakin sering menulis, semakin mudah dalam menulis. Tingkatkan jam terbangnya dengan praktik menulis misalnya dengan bergabung di grup menulis. Banyak hal yang akan diperoleh dengan ikut dalam grup atau komunitas. Namun ikut grup bukan jaminan bisa menulis kalau kita malas menulis (tidak praktik menulis). 

6. Sabar menjalani proses menulis

Sebuah kata mutiara: “Seribu langkah itu dimulai dari langkah pertama”

Satu demi satu langkah kita jalani dengan sabar, insyaallah mudah. Menulislah, selama kita menulis Jalani dengan sabar maka akan berhasil. 


Motivasi Menulis 

Kadang-kadang saat mengawali tulisan ide akan mengalir dengan lancar bak air mengalir di sungai. Tetapi kendala bagi penulis pemula adalah membangkitkan gairah menulis di saat sedang pasang surut.  Di sini lah kita butuh motivasi. 

Motivasi menulis itu ada dua, yaitu: 

1. Motivasi dari luar atau motivasi eksternal. 

Motivasi eksternal itu biasanya efektif tetapi hanya sesaat. Misalnya mahasiswa yang menulis skripsi atau tesis menjelang deadline, mereka lebih fokus bekerja, bisa bekerja keras siang malam. Ide datang dengan mengalir lancar. Ada tekanan eksternal luar biasa sehingga pekerjaan menulis bisa diselesaikan. Setelah selesai menulis ya sudah. 


2. Motivasi dari dalam atau motivasi internal. 

Motivasi internal itu motivasi dari dalam diri sendiri. Karena terkadang saat menulis ada saja Hambatan yang menghampiri, sehingga semangat dalam menulis menurun. Motivasi dari dalam jauh lebih kuat dan kokoh. Misalnya, memiliki motivasi menulis sebagai ladang ibadah, dan ingin berbagi ilmu. 


Pengalaman Bapak ngainun Naim, beliau menulis sebagai bentuk rasa syukur. Bagi beliau, mencarikeuntungan materi bukan tujuan utama. Bukan berarti tidak butuh materi. Kita semua sangat membutuhkannya. Pengalamannya, selama ini menunjukkan bahwa ketika menjadikan materi sebagai tujuan justru itu tidak tercapai. Tetapi, ketika merubah orientasi dengan menulis sebagai ladang ibadah ternyata rezeki datang dengan sendirinya. Ingat, rezeki tidak harus berupa uang. Kepercayaan itu juga merupakan rezeki yang sungguh luar biasa. 

Salam literasi,

Akhii | Zubaili

***


Tanggal Pertemuan: 08 September 2021

Resume ke : 18

Tema : Menulis dalam kesibukan

Narasumber : Bapak Dr. Ngainun Naim 

Gelombang : 19


Tidak ada komentar:

Posting Komentar