Rabu, 25 Desember 2013

Mengucapkan Selamat Natal Dan Merayakannya



Hukum Mengucapkan Selamat Natal
Salah satu hal yang sepertinya telah menjadi kebiasaan generasi muslim saat ini adalah mengucapkan keselamatan untuk hari raya non-Muslim, baik untuk kaum Nasrani ketika Natal ataupun untuk umat Hindu dan Budha ketika Nyepi dan Waisak. Bahkan tak sedikit pula yang ikut menghadiri dan merayakannya bersama-sama baik di rumah ataupun di tempat ibadah umat agama lain. Lantas bagaimana pandangan para ‘Ulama menyikapi fenomena ini?

Beranjak dari permasalahan tersebut, kami berupaya untuk sedikit memberikan gambaran analisa nash-nash ‘ibarat kitab para ‘Ulama terkait perayaan hari raya agama lain

Minggu, 23 Juni 2013

DOA DAN ADAB KHATAM AL-QUR'AN

Dalam bulan Ramadhan umat muslim berlomba-lomba membaca al-Quran al-Karim, sehingga dalam bulan Ramadhan sempat khatam sampai beberapa kali yang biasanya tak sanggup dicapai dalam bulan yang lain. Khtam al-Quran merupakan satu kelebihan yang besar, banyak hadits Nabi yang menerangkan kelebihan khatam al-Quran. Dalam khatam al-Quran ada beberapa hal yang disunatkan.

Kamis, 20 Juni 2013

Abon Abdul Aziz Samalanga ( Ulama Kharismatik Aceh )

Abon Abdul Aziz Samalanga
Abon Abdul Aziz Samalanga
Abon Samalanga merupakan salah seorang ulama kharismatik Aceh. Nama asli beliau Tgk. H. Abdul ‘Aziz bin M. Shaleh, beliau lebih dikenal dengan panggilan Abon ‘Aziz Samalanga atau Abon Mesjid Raya Samalanga. Beliau lahir di Desa Kandang Samalanga Kabupaten Aceh Utara (Kabupaten Bireuen sekarang) pada bulan Ramadhan tahun 1351 H/1930 M. Abon diasuh dan dibesarkan di Jeunieb, ayahandanya pernah menjabat Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Jeunieb. Beliau juga salah seorang pendiri Dayah Darul ‘Atiq Jeunieb, sehingga Abon dari masa kecilnya sudah mulai belajar ilmu agama di dayah tersebut semasa tinggal di Jeunieb. Ketika usia Abon telah matang, Abon menikahi seorang gadis di Desa Mideun Jok Samalanga yang merupakan putri gurunya sendiri, pimpinan Dayah LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga pada waktu itu. Beliau dikaruniai empat orang anak, yaitu Hj. Suwaibah (almh.), Hj. Shalihah, Tgk. H. Athaillah, dan Hj. Masyitah.

Selasa, 18 Juni 2013

Tarawih 4 Raka’at 1 Kali Salam Dalam Pandangan Syafi'iyyah


Masyhur dalam madzhab Syafi’iyyah bahwa jumlah raka’at shalat tarawih adalah 20 raka’at ditambah witir 3 raka’at. Adapun yang melakukan 4 raka’at dengan 1 kali salam, maka shalat tarawih tersebut  TIDAK SAH.. Ulama menuturkan sebagai berikut,

I’anatuth Thalibin,
قوله وهي ) أي صلاة التراويح ( وقوله عشرون ركعة )... ( قوله بعشر تسليمات ) أي وجوبا ... ( قوله في كل ليلة ) أي بعد صلاة العشاء ولو مجموعة مع المغرب جمع تقديم, ( قوله ويجب التسليم ) ... ( قوله فلو صلى أربعا منها ) أي أو أكثر, ( وقوله لم تصح )

Minggu, 16 Juni 2013

Abuya Muda Waly Di Mata Abu Keumala

Abuya Muda Waly Di Mata Abu Keumala
HARI AHAD
Setelah fajar terbit,Abuya sudah berada didalam Mushallanya yang terletak dalam Baitul Taklif untuk mempersiapkan diri menghadapi Shalat Shubuh .Setelah masuk waktu beliau melaksanakan Shalat berjama`ah dengan murid –murid laki-laki dan perempuan yang memang sudah menunggu sebelumnya . Seusai Shalat Shubuh dan Wirid yang biasanya dilakukan dan do`anya,jama`a h yang mengikuti Abuya meninggalkan mushalla menuju kepada

Rabu, 05 Juni 2013

Ulama Aceh Kecam KAYA yang Menuding Intoleransi Beragama Meningkat di Aceh

Foto


Banda Aceh-KemenagNews (28/5/2013) MESKI kehidupan Beragama di Aceh selalu rukun dan damai, tapi tetap saja berbagai tuduhan tak henti-henti menghantam Aceh. Kali ini, tuduhan terhadap Aceh datang dari Juru Bicara Komunitas Aceh untuk Kebebasan Berkeyakinan dan Beragama (KAYA), Affan Ramli sebagaimana dipublis oleh berbagai media massa online lokal dan nasional.
Affan Ramli menilai kekerasan atas nama agama meningkat di Aceh dan mengaitkan beberapa kasus kekerasan di Aceh dengan fatwa Majelis Permusyawaran Ulama (MPU) Aceh. Terhadap tudingan ini,

Senin, 27 Mei 2013

UPAH DALAM KACAMATA ISLAM


Setiap kali memperingati Hari Buruh pada 1 Mei, ribuan bahkan jutaan Pekerja di seluruh Dunia tumpah ruah di jalan-jalan untuk menyampaikan Unek- uneknya (aspirasinya) dan yang selalu menjadi perjuangan kaum Buruh (Pekerja) tiada lain adalah peningkatan Upah. Para Buruh seolah-olah tidak bosan-bosannya meminta Pemerintah untuk memberlakukan upah yang adil dan layak bagi mereka. Layak dalam pandangan 'Urf tentunya.

Berbicara Upah, tentunya semua kita tahu bahwa upah merupakan sumber penghasilan Si Pekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Upah menurut pengertian Barat terkait dengan pemberian imbalan kepada pekerja tidak tetap atau tenaga buruh lepas, seperti upah buruh lepas di perkebunan kelapa sawit, upah pekerja bangunan yang dibayar mingguan atau bahkan harian.

Sabtu, 25 Mei 2013

Martin Thomson: “Jika Jesus adalah Tuhan, pada Siapa dahulu ia Berdoa?...”


         Pemilik nama kecil Martin Thomson ini dikenal sebagai pengacara terkemuka di Inggris. Ia juga mengetuai Wynne Chambers, badan hukum Islam yang didirikannya pada 1994.

Berislam 38 tahun lalu, Thomson meyakini cara terbaik mengamalkan ajaran Islam adalah memahami dan meneladani sumbernya, yakni Alquran dan Sunah Rasulullah SAW. 
Seperti pepatah yang mengatakan bahwa semakin dekat kita pada sumber mata air, semakin murni air yang kita minum,” ujar pria kelahiran Afrika ini.

Dilahirkan di Rhodesia Utara (sekarang Zambia), Thomson menempuh pendidikan dasar serta menengahnya di Rhodesia Selatan (sekarang Zimbabwe). Masa awal hidupnya, ia lalui di daerah-daerah terpencil Afrika yang kala itu belum tersentuh peradaban modern, seperti listrik, gas, dan saluran air bersih.

Lahir dan besar di Afrika, Thomson muda merasa tidak puas pada ajaran Kristen. Ia mulai mempertanyakan banyak hal seperti, “Jika setiap manusia itu sama di hadapan Tuhan, lalu mengapa kaum Afrika kulit putih seperti dia harus beribadah di gereja yang berbeda dengan kaum kulit hitam?”

Minggu, 05 Mei 2013

Kisah Waliyullah Aceh Abu Ibrahim Woyla

Add caption
        Abu Ibrahim Woyla adalah seorang ulama pengembara. Ulama ini dalam masyarakat Aceh lebih dikenal dengan Abu Ibrahim Keramat. Belum pernah terjadi dalam sejarah di Woyla (Aceh Barat) bila seseorang meninggal ribuan orang datang melayat (takziah) kecuali pada waktu wafatnya Abu Ibrahim Woyla. Selama hampir 30 hari meninggalnya Abu Ibrahim Woyla masyarakat Aceh berduyun-duyun datang melayat ke kampung Pasi Aceh, Kecamatan Woyla Induk, Aceh Barat sebagai tempat peristirahatan terakhir Abu Ibrahim Woyla. Selama 30 hari itu ribuan orang setiap hari tak kunjung henti datang menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Abu Ibrahim Woyla, sehingga pihak keluarga menyediakan 400 kotak air aqua gelas dan tiga ekor lembu setiap hari dari sumbangan mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf untuk menjamu tamu yang datang silih berganti ke tempat wafatnya Abu Ibrahim Woyla. Begitulah pengaruh ke-ulama-an Abu Ibrahim Woyla dalam pandangan masyarakat Aceh, terutama di wilayah Pantai barat selatan Aceh.

   Abu Ibrahim Woyla yang bernama lengkap Teungku (Ustadz/Kiyai) Ibrahim bin Teungku Sulaiman bin Teungku Husen dilahirkan di kampung Pasi Aceh, Kecamatan Woyla, Kabupaten Aceh Barat pada tahun 1919 M. Menurut riwayat, pendidikan formal Abu Ibrahim Woyla hanya sempat menamatkan Sekolah Rakyat (SR), selebihnya menempuh pendidikan Dayah (Pesantren Salafi/Tradisional) selama hampir 25 tahun. sehingga dalam sejarah masa hidupnya Abu Ibrahim Woyla pernah belajar 12 tahun pada Syeikh Mahmud seorang ulama asal Lhok Nga Aceh Besar yang kemudian mendirikan Dayah Bustanul Huda di Kecamatan Blang Pidie, Aceh Barat Daya. Di antara murid Syeikh Mahmud ini selain Abu Ibrahim Woyla juga Abuya Syeikh Muda Waly Al-Khalidy yang kemudian Abu Ibrahim Wayla berguru padanya, Abuya Muda Waly adalah sebagai seorang ulama tareqat naqsyabandiyah tersohor di Aceh.

   Menurut keterangan, Syeikh Muda Waly hanya sempat belajar pada Syeikh Mahmud sekitar 3 tahun, kemudian pindah ke Aceh Besar dan belajar pada Abu Haji Hasan Krueng Kale dan Abu Hasballah Indrapuri. setelah itu Syeikh Muda Waly pindah ke Padang dan belajar pada Syeikh Jamil Jaho di Padang Panjang. beberapa tahun di Padang Syeikh Muda Waly melanjutkan pendidikan ke Mekkah, kemudian Syeikh Muda Waly kembali kepadang dan pulang ke Aceh Selatan untuk mendirikan Pesantren Tradisional di Labuhan Haji Aceh Selatan. Saat itulah Abu Ibrahim Woyla sudah mengetahui bahwa Syeikh Muda Waly telah kembali dari Mekkah dan mendirikan Dayah, maka Abu Ibrahim Woyla kembali belajar pada Syeikh Muda Waly untuk memperdalam ilmu tareqat naqsyabandiyah. Namun sebelum itu Abu Ibrahim Woyla pernah belajar pada Abu Calang (Syeikh Muhammad Arsyad) dan Teungku Bilal yatim (Suak) bersama rekan seangkatannya yaitu (alm) Abu Adnan Bakongan.

   Setelah lebih kurang 3 tahun memperdalam ilmu tareqat pada Syeikh Muda Waly, Abu Ibrahim Woyla kembali ke kampung halamannya, tapi tak lama setelah itu Abu Ibrahim Woyla mulai mengembara yang dimana keluarga sendiri tidak mengetahui kemana Abu Ibrahim Woyla pergi mengembara. Menurut riwayat dari Teungku Nasruddin (menantu Abu Ibrahim Woyla) semasa hidupnya Abu Ibrahim Woyla pernah menghilang dari keluarga selama tiga kali, Pertama, Abu Ibrahim Woyla menghilangkan diri selama 2 bulan, Kedua, Abu Ibrahim Woyla menghilang selama 2 tahun dan Ketiga, Abu Ibrahim Woyla menghilangkan diri selama 4 tahun yang tidak diketahui kemana perginya.

   Dalam kali terakhir inilah Abu Ibrahim Woyla kembali pada keluarganya di Pasi Aceh, pihak keluarga tidak habis pikir pada perubahan yang terjadi pada Abu Ibrahim Woyla. Rambut dan jenggotnya sudah demikian panjang tak ter-urus, pakaiannya sudah compang camping dan kukunya panjang seadanya. mungkin bisa kita bayangkan seseorang yang menghilang selama 4 tahun dan tak sempat untuk mengurus dirinya. Begitulah kondisi Abu Ibrahim Woyla ketika kembali ke tengah keluarganya setelah 4 tahun menghilang, maka wajar bila secara duniawiyah dalam kondisi seperti itu sebagian masyarakat Woyla menganggap Abu Ibrahim Woyla sudah tidak waras lagi.

 
    Abu Ibrahim Woyla oleh banyak orang dikenal sebagai ulama agak pendiam dan ini sudah menjadi bawaannya sewaktu kecil hingga masa tua. Beliau hanya berkomunikasi bila ada hal yang perlu untuk disampaikan sehingga banyak orang yang tidak berani bertanya terhadap hal-hal yang terkesan aneh bila dikerjakan Abu Ibrahim Woyla. Sikap Abu Ibrahim Woyla seperti itu sangat dirasakan oleh keluarganya, namun karena mereka sudah tau sifat dan pembawaannya demikian, keluarga hanya bisa pasrah terhadap pilihan jalan hidup yang ditempuh Abu Ibrahim Woyla yang terkadang sikap dan tindakannya tidak masuk akal. Tapi begitulah orang mengenal sosok Abu Ibrahim Woyla.

    Abu Ibrahim Woyla memiliki dua orang isteri, isteri pertama bernama Rukiah, dari hasil pernikahan ini Abu Ibrahim Woyla dikaruniai 3 orang anak, seorang laki-laki dan 2 perempuan. yang laki-laki bernama Zulkifli dan yang perempuan bernama Salmiah dan Hayatun Nufus. Sementara pada isteri keduanya yang beliau nikahi di Peulantee, Aceh Barat, dua tahun sebelum beliau meninggal tidak dikaruniai anak.

    Menurut cerita tatkala isteri pertamanya hamil 6 bulan untuk anak pertama yang dikandung Ummi Rukian, kondisi Abu Ibrahim Woyla saat itu seperti tidak stabil, sehingga beliau mengatakan pada isterinya “Saya mau belah perut kamu untuk melihat anak kita”, kata Abu Ibrahim Woyla pada isterinya yang pada saat itu membuat keluarganya tak habis pikir terhadap apa yang diucapkan Abu Ibrahim Woyla pada isterinya itu. Karena perkataan seperti itu dianggap perkataan yang sudah diluar akal sehat, maka keluarga dengan cemas menggatakan kita tidak tahu apa yang dimaksudkan oleh Abu Ibrahim Woyla yang meminta untuk membelah perut isterinya yang sedang mengandung 6 bulan. Meskipun begitu, perkataan yang pernah diucapkan itu tak pernah dilakukannya.

    Pada tahun 1954 sebenarnya tahun yang sangat membahagiakan bagi pasangan suami-isteri karena pada tahun itu lahir anak pertama dari pasangan Abu Ibrahim Woyla dan Ummi Rukiah, akan tetapi kehadiran seorang pertama itu bagi Abu Ibrahim Woyla bukanlah sesuatu yang istimewa. Abu Ibrahim Woyla saat itu hanya pulang sebentar menjenguk anaknya yang baru lahir, kemudian beliau pergi kembali mengembara entah kemana. Ketika anak pertamanya yang diberi nama Salmiah sudah besar, menurut cerita Teungku Nasruddin barulah kondisi Abu Ibrahim Woyla kembali normal hidup bersama keluarganya. Dan saat itu Abu Ibrahim Woyla sempat membuka lahan perkebunan di Suwak Trieng untuk menjadi harta yang ditinggalkan untuk keluarganya di kemudian hari.

    Pada saat itu kehidupan Abu Ibrahim Woyla bersama keluarganya sudah sangat harmonis hingga lahir anak kedua, Hayatun Nufus dan anaknya yang ketiga Zulkifli. Semua keluarganya sangat bersyukur karena Abu Ibrahim Woyla telah tinggal bersama keluarganya. Namun apa mau dikata, tak lama setelah lahir anaknya yang ketiga Abu Ibrahim Woyla kembali meninggalkan keluarganya dan entah kemana. Sehingga Ummi Rukiah tidak tahan lagi dengan ketidakpedulian Abu Ibrahim Woyla terhadap nafkah keluarganya, isterinya minta untuk pulang ke Blang Pidie daerah asalnya.

   Alasan isterinya untuk pulang ke Blang Pidie memang tepat, karena menurutnya Abu Ibrahim Woyla tidak lagi peduli kepada keluarga, beliau hanya asyik berzikit sendiri dan pergi kemana beliau suka. akan tetapi, keinginan Ummii Rukian untuk kembali ke Blang Pidie tidak terwujud karena Allah mempersatukan Abu Ibrahim Woyla dan isterinya sampai akhir hayatnya.

    Bila kita dengar kisah dan cerita tentang Abu Ibrahim Woyla semasa hidupnya tak ubah seperti kita membaca kisah para sufi dan ahli tashawwuf. Banyak sekali tindakan yang dikerjakan Abu Ibrahim Woyla semasa hidupnya yang terkadang tidak dapat diterima secara rasional, karena kejadian yang diperankannya termasuk di luar jangkauan akal pikiran manusia. Untuk mengenal prilaku Abu Ibrahim Woyla haruslah menggunakan pikiran alam lain sehingga menemukan jawaban apa yang dilakukan Abu Ibrahim Woyla itu benar adanya.

    Itulah keajaiban-keajaiban yang melekat pada sosook Abu Ibrahim Woyla, yang oleh sebagian ulama di Aceh menilai bahwa Abu Ibrahim Woyla adalah seorang ulama yang sudah mencapai tingkat Waliyullah (Wali Allah). hal itu diakui Teungku Nasruddin, memang banyak sekali laporan masyarakat yang diterima keluarga menceritakan seputar keajaiban kehidupan Abu Ibrahim Woyla. Hal ini terbukti semasa hidupnya Abu Ibrahim Woyla selalu mendatangi tempat-tempat dimana umat selalu dalam kesusahan, kegelisahan dan musibah beliau selalu ada di tengah-tengah masyarakat itu. Namun orang sulit memahami maksud dan tujuan Abu Ibrahim Woyla untuk apa beliau mendatangi tempat-tempat seperti itu, karena kedatangannya tidak membawa pesan atau amanah apapun bagi masyarakat yang didatanginya. Abu Ibrahim Woyla hanya datang berdoa di tempat-tempat yang ia datangi, tutur Teungku Nasruddin.

Dalam hal ini Ustadz (Teungku disingkat Tgk) Muhammad Kurdi Syam ( seorang warga Kayee Unoe, Calang yang sangat mengenal Abu Ibrahim Woyla menceritakan bahwa Abu Ibrahim Woyla kebetulan sedang berjalan kaki, beliau terkadang masuk ke sebuah rumah tertentu milik masyarakat yang dilawatinya, ia mengelilingi rumah tersebut sampai beberapa kali kemudian berhenti pas di halaman rumah itu dan menghadapkan dirinya ke arah rumah tersebut dengan berzikir LA ILAHA ILLALLAH yang tak berhenti keluar dari mulutnya, setelah itu Abu Ibrahim Woyla pergi meninggalkan rumah itu. TIdak ada yang tahu makna yang terkandung di balik semua itu, apakah agar penghuni rumah itu terhindar dari bahaya yang akan menimpa mereka atau mendoakan penghuni rumah itu agar dirahmati Allah ? Wallahu A’lam.

Menurut Tgk Nasruddin , dilihat dari kehidupannya, Abu Ibrahim Woyla sepertinya tidak lagi membutuhkan hal-hal yang bersifat duniawi, ia mencontohkan, kalau misalnya Abu Ibrahim Woyla memiliki uang, uang tersebut bisa habis dalam sekejap mata dibagikan kepada orang yang membutuhkan dan biasanya Abu Ibrahim Woyla membagikan uang itu kepada anak-anak dalam jumlah yang tidak diperhitungkan (sama seperti amalan Rasulullah). Begitulah kehidupan Abu Ibrahim Woyla dalam kehidupan sehari-hari.

Keajaiban lain yang membuat masyarakat tak habis pikir dan bertanya-tanya adalah soal kecepatan beliau melakukan perjalanan kaki yang ternyata lebih cepat dari kendaraan bermesin. Memang kebiasaan Abu Ibrahim Woyla kalau pergi kemana-mana selalu berjalan kaki tanpa menggunakan sendal. Bagi orang yang belum mengenalnya bisa beranggapan bahwa Abu Ibrahim Woyla sosok yang tidak normal. Karena disamping penampilannya yang tidak rapi, mulutnya terus komat kamit mengucapkan zikir sambil jalan. Tgk Muhammad Kurdi Syam menceritakan suatu ketika Abu Ibrahim Woyla sedang jalan kaki di Teunom menuju Meulaboh (perjalanan yang memakan waktu 1 sampai 2 jam dengan kendaraan bermotor), yang anehnya Abu Ibrahim Woyla ternyata duluan sampai di Meulaboh, padahal yang punya mobil tadi tahu bahwa tidak ada kendaraan lain yang mendahului mobilnya, kejadian ini bukan sekali dua kali terjadi, malah bagi masyarakat di pantai barat yang sudah mengganggap itulah kelebihan sosok ulama keramat Abu Ibrahim Woyla yang luar biasa tidak sanggup dinalar oleh pikiran orang biasa.

karena tak heran kalau Abu Ibrahim Woyla berada seperti di pasar, misalnya semua pedagang di pasar itu berharap agar Abu Ibrahim Woyla dapat singgah di toko mereka, karena mereka ingin mendapatkan berkah Allah melalui perantaran Abu Ibrahim Woyla. Namun tidak segampang itu karena Abu Ibrahim Woyla punya pilihan sendiri untuk mampir di suatu tempat. Seperti yang diceritakan Tgk Muhammad Kurdi Syam, suatu waktu Abu Ibrahim Woyla sedang berada di Lamno, Aceh Jaya. lalu bertemu dengan seseorang yang bernama Samsul Bahri yang sedang bekerja di Abah Awe, saat itu kebetulan Abu Ibrahim Woyla membawa dua potong lemang. Ketika mampir di situ Abu Ibrahim Woyla meminta sedikit air, setelah air itu diberikan Samsul lalu Abu Ibrahim Woyla memberikan dua potong lemang tersebut kepada Samsul tapi Samsul menolaknya karena menurut Samsul bahwa lemang tersebut adalah sedekah orang yang diberikan kepada Abu Ibrahim Woyla. karena tidak mau diterima Samsul, lemang itu dibuang Abu Ibrahim Woyla yang tak jauh dari tempat duduknya, spontan saja Samsul tercengang dengan tindakan Abu yang membuang lemang begitu saja, karena merasa bersalah lalu Samsul ingin mengambil lemang yang sudah dibuang tersebut, namun sayang, ketika mau diambil lemang itu hilang secara tiba-tiba.

Dalam kejadian lain, Tgk Nasruddin menceritakan suatu ketika (sebelum Tgk Nasruddin menjadi menantu Abu Ibrahim Woyla), tiba-tiba shubuh pagi Abu Ibrahim Woyla datang ke almamaternya ke Pesantren Syeikh Mahmud, kaki Abu Ibrahim Woyla kelihatan sedikit pincang sebelah kalau beliau berjalan. Kedatangan Abu Ibrahim Woyla disambut Tgk Nasruddin dan teman-teman sepengajian lainnya. Lalu Abu meminta sedikit nasi untuk sarapan pagi, “nasinya ada, tapi tidak ada lauk pauk apa-apa Abu” kata Tgk Nasruddin, “Nggak apa-apa, saya makan pakai telur saja, coba lihat dulu di dapur mungkin masih ada satu telur tersisi” jawab Abu Ibrahim Woyla, lalu Tgk Nasruddin menuju ke dapur, ternyata di tempat yang biasa ia simpan telur terdapat satu butir telur, padahal seingatnya tidak ada sisa telur lagi karena sudah habis dimakan.

Lantas sambil menyuguhkan Nasi kepada Abu Ibrahim Woyla, Tgk Nasruddin bertanya, “Kenapa dengan kaki Abu ?” Abu menjawab “saya baru pulang dari bukit Qaf (Mekkah), disana banyak sekali tokonya tapi tidak ada penjualnya. Namun kalau kita ingin membeli sesuatu kita harus membayar di mesin, kalau tidak kita bayar kita akan ditangkap polisi”, Abu meneruskan “setelah saya belanja di toko-toko itu lalu saya naik kereta api dan sangat cepat larinya, karena saya takut duduk dalam kereta api itu , maka saya lompat dan terjatuh hingga membuat kaki saya sedikit terkilir, makanya saya agak pincang, tapi sebentar lagi juga sembuh”

Kejadian serupa juga dialami oleh keluarga dekat Abu Ibrahim Woyla sendiri, suatu hari Abu mengunjungi salah seorang saudaranya untuk meminta sedikit nasi dengan lauk sambel udang belimbing, lalu tuan rumah itu mengatakan pada isterinya untuk menyiapkan nasi dengan sambel udang belimbing untuk Abu Ibrahim Woyla, tapi isterinya memberi tahu bahwa pohon belimbingnya tidak lagi berbuah, “baru kemarin sore saya lihat pohon belimbingnya lagi tidak ada buahnya” kata sang isteri pada suaminya. Tapi suaminya terus mendesak isterinya “coba kamu lihat dulu, kadang ada barang dua tiga buah sudah cukup untuk makan Abu” katanya.lalu isterinya pergi ke pohon belakang rumah, ternyata belimbing itu memang didapatkan tak lebih dari tiga buah di pohon yang kemarin sore dilihatnya.

Demikian pula ketika hendak melangsungkan pernikahan anak pertama Abu Ibrahim Woyla, yaitu Salmiah, msyarakat di kampung melihat sepertinya Abu Ibrahim Woyla tidak peduli terhadap acara pernikahan anaknya. padahal acara pernikahan itu akan berlangsung beberapa hari lagi, tapi Abu Ibrahim Woyla tidak menyiapkan apa-apa untuk menghadapi acara pernikahan anaknya itu, bahkan uang pun tidak beliau kasih pada keluarga untuk kebutuhan acara tersebut. Namun ajaibnya pada hari “H” (hari pernikahan berlangsung) ternyata acara pernikahan anaknya berlangsung lebih besar dari pesta-pesta pernikahan orang lain yang jauh-jauh hari telah mempersiapkan segala sesuatunya.

Begitulah sebagian dari perjalanan riwayat hidup seorang ulama dan aulia Abu Ibrahim Woyla yang sulit dicari penggantinya di Aceh sekarang ini. Beliau berpulang ke Rahmatullah pada hari sabtu pukul 16.00 WIB tanggal 18 Juli 2009 di rumah anaknya di Pasi Aceh Kecamatan Woyla Induk, Kabupaten Aceh Barat dalam usia 90 tahun. Tim Majalah Santri Dayah pernah berziarah ke makan beliau pada pertengahan tahun 2012, melihat makan yang dijaga oleh anak tertuanya, banyak sekali diziarahi oleh masyarakat. Namun pihak keluarga sangat hati-hati dan berpesan pada penziarah agar makan Abu Ibrahim Woyla tidak dijadikan tempat pemujaan (yang membawaki kepada syirik).

Sumber : http://www.santridayah.com/

RENUNGAN : NASEHAT GURU !

PERTANYAAN SEORANG GURU KEPADA MURID-MURIDNYA :
_______________________________________________
_______________________________________

Pada suatu hari,Seorang Guru Berkumpul dengan Murid-muridnya yang masih muda-muda & 'Haus' akan Ilmu pengetahuan. Kemudian terjadilah Tanya-Jawab (Diskusi)antara Guru dan Murid-Muridnya tersebut.
Bagaimana Kejadian Selanjutnya !!!

Langsung aja Ke TKP yoK ! :) ===>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

=========>>>>>>>>>

============>>>>>>>>>

================>>>>>>>>>

====================>>>>>>>>

====================>>>>>>>>>>>>>>>>>Tit..Tit..Tit ....iiiiiiiieeeekkkkkkk.....!!

Akhirnya Nyampek uga :) . .. . "Perjalanan jauh Sungguh Sangat Melelahkan" ( Teringat Lagu NOstalgia :) ,,)

Selamat Datang & Selamat Membaca !! :) :)

>> GURU ;"Apakah yang paling dekat dengan diri kita didunia ini?”
Murid pertama ; “Orang Tua”
Murid kedua ; “Guru”
Murid ketiga ; “Teman”
Murid keempat ; “Kaum kerabat”
Kemudian Guru tersebut berkata ; “Semua jawaban itu benar !.
Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.
Allah berfirman didalam Al-Quran, yang artinya;
" Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."(Surah Ali-Imran :185).”
" Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (surah Al-Jumu'ah; 8)

>> GURU ; “Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?”
Murid pertama ; “Negeri Cina”
Murid kedua ; “Bulan”
Murid ketiga ; “Matahari”
Murid keempat ; “Bintang-bintang”
Guru berkata ; “Semua jawaban itu benar!.
Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, dimanapun kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama”.

>> GURU ; “Apa yang paling besar didunia ini ?”
Murid pertama ; “Gunung”
Murid kedua ; “Matahari”
Murid ketiga ; “Bumi”
Murid keempat ; "Langit"
Guru berkata; “Semua jawaban itu benar!.
Tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU.Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita,jangan sampai nafsu kita, membawa kita ke neraka.”

>> GURU ; “Apa yang paling BERAT didunia ?”
Murid pertama ; “Baja”
Murid kedua ; “Besi”
Murid ketiga ; “Gajah”
Murid Keempat ; "Gunung"
Guru berkata ; “Semua itu benar!.
Tapi yang PALING BERAT adalah MEMEGANG AMANAH !.
Allah berfirman ; " Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh."(Surah Al-Ahzab : 72 ).
Langit, Bumi, Gunung-gunung, semua tidak mau ketika Allah SWT meminta mereka memikul Amanah. Tetapi begitu banyak manusia,bahkan dengan sombongnya berbondong-bondong berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka karena gagal memegang amanah.”
Manusia benar2 BODOH !( Dengan Nada keras & Tegas )

>> GURU ; “Apa yang paling RINGAN di dunia ini ?”
Murid pertama ; “Kapas”
Murid kedua ; “Angin”
Murid ketiga ; “Debu”
Murid keempat ; “Daun-daun”
Guru berkata ; “Semua jawaban kamu itu benar!.
Tapi yang paling RINGAN sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita
tinggalkan solat”.

>> GURU ; “Apa yang paling TAJAM sekali didunia ini” ?
Murid- Murid dengan serentak menjawab = “Pedang “
Guru tersebut berkata ; Itu benar!. Tapi yang paling TAJAM sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah,manusia dengan mudahnya menfitnah,mencaci maki,mengupat,menghina,menyakiti hati dan melukai
perasaan saudaranya sendiri.Bahkan,terkadang orang tuanya(Ibu & Ayah)sekalipun. Na'uzubillah !”

Akhirnya perbincangan antara Guru dan Murid2nya tersebut selesai sampai disitu, karena hari semakin larut & Waktu Shalat maghrib Tiba, Suara Azanpun BerKumandang,, kemudian Guru dan Murid-murid secara teratur bergegas mengambil wudhu & dan shalat Maghrib secara Berjamaah. SELESAI !

______________________ ___________________________
_____________________________ ______________________________
_________________________________ *** SEMOGA BERMANFAAT ! *** _________________________________
_________________________________________________________________________________________________