Senin, 28 September 2015

Kelebihan Hari Tasyriq

Hari tasyriq adalah hari ke 11 hingga 14 bulan Zulhijjah. Tasyriq secara bahasa berarti menjadikan daging sebagai dendeng. Dinamakan hari tasyriq karena banyaknya daging qurban pada hari-hari tersebut sehingga dahulu banyak yang mengawetkannya dengan menjadikannya sebagai dendeng. Pendapat lain mengatakan dinamakan tasyriq karena terangnya sinar matahari pada hari tersebut diambil dari kata tasyriq yang bermakna bersinar. 

Hari tasyriq juga merupakan hari yang mulia dalam agama. Hari tasyriq merupakan hari yang Allah maksud dalam al-quran dengan firmanNya dalam surat al-Baqarah ayat 203:

وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ

Artinya; dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang (Q.S. al-Baqarah 203) 

Dalam satu riwayat yang lain; 
أيام منى أيام أكل و شرب و ذكر الله عز و جل
Artinya; Hari Mina adalah hari makan-makan, minum-minum dan mengingat Allah (riwayat beberapa sunan)

Dalam hadits ini Rasulullah menyebutkan hari tasyriq dengan sebutan hari Mina, karena pada hari tersebut para jamaah haji sedang berada di Mina. 

Dalam hadits riwayat yang lain;
لا تصوموا هذه الأيام فإنها أيام أكل وشرب وذكر الله عز وجل
Artinya; Jangan kamu berpuasa pada beberapa hari ini, karena beberapa hari ini adalah hari makan minum dan berzikir kepada Allah azza wa jalla.

dalam riwayat yang lainوالصلاة أيام أكل وشرب ; hari makan, minum dan shalat. 

Pada hari tasyriq diharamkan untuk berpuasa. Rasulullah mengatakan bahwa hari Tasyriq adalah hari makan dan mimun, karena pada beberapa hari ini Allah mensyariatkan penyembelihan qurban sehingga akan berlimpahnya daging-daging qurban bagi kaum muslimin. 

Selanjutnya Rasulullah menyifati hari Tasyriq ini dengan hari berzikir kepada Allah. Hal ini menunjuki bahwa tujuan mengkonsumsi daging qurban adalah supaya jasad umat Islam sehat sehingga mampu berzikir kepada Allah. Berzikir di hari tasyriq merupakan sebagai bentuk rasa syukur kita terhadap Allah yang telah memberikan melimpahnya daging qurban pada hari tasyriq. Maka ini merupakan nikmat Allah yang besar yang patut di syukuri. Mensyukuri nikmat Allah hanyalah dengan beribadat kepadanya, dengan berzikir mengingat diriNya, melaksanakan perintahNya dan menjauhi larangannya. Dengan demikian insya Allah kita masuk dalam golongan hambaNya yang bersyukur. 
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
Artinya; Dan jika kamu bersyukur sungguh akan kami tambahkan (Q.S. Ibrahm 7)

Adapun bila nikmat Allah ini kita balas dengan cara kita durhaka padanya dan kita melakukan maksiat padaNya, tidak melaksanakan perintahNya maka yang sangat kita takutkan adalah kita masuk dalam golongan orang-orang dalam ayat Allah:
وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya; dan jika kamu kufur (terhadap nikmat) sungguhnya azabku sangat pedih (Q.S. Ibrahm 7)

Dan berarti juga kita telah mempergunakan nikmat Allah berkan untuk melakukan kemaksiatan kepada Allah. Ini merupakan bentuk kufur nikmat yang Allah nacam dengan azab yg pedih.
Salah satu hal yang disunatkan dalam hari tasyriq adalah bertakbir. Pada hari tasyriq disunatkan untuk bertakbir muqayyad yaitu takbir setelah setiap kali shalat. 

Pada hari tasyriq, dengan adanya quran dan berzikir kepada Allah, maka lengkaplah nikmat yang Allah berikan; nikmat jasmani dengan hidangan daging qurban dan nikmat rohani dengan berzikir kepada Allah. Berzikir kepada Allah pada hari tasyriq tersebut merupakan bentuk syukur kepada Allah. Adanya taufiq untuk mau mensyukuri nikmat Allah juga merupakan satu nikmat yang wajib disyukuri juga. 

Disebutkan dalam sebuah syair Arab;

إذا كان شكري نعمة الله نعمة ... علي له في مثلها يجب الشكر
فكيف بلوغ الشكر إلا بفضله ... وإن طالت الأيام واتصل العمر

Artinya
Jika syukurku terhadap nikmat Allah adalah juga nikmat atasku
Wajib pada seumpanya untuk disyukuri juga
Maka tidak akan sampai mensyukuri kecuali hanya dengan karuniaNya
Walaupun berlalu hari-hari dan berlanjutlah umur. 

Sumber;
Lathaif Ma’arif Ibn Rajab al-Hanbali, hal 500, Maktabah Ibnu Katsir, dll

Dikutip dari lbm.mudimesra.com