Rabu, 14 Juli 2021

Yuk, Jadikan Menulis sebagai Passionmu

Jadikan Menulis sebagai Passionmu

Tanggal Pertemuan   : 12 juli 2021

Resume Ke                 :  1

Tema                           : Menjadikan Menulis Sebagai Passion

Nara Sumber             : Dra. Sri Sugiastuti, M. Pd

Gelombang                : 19

Alhamdulillah. Akhirnya saya bisa belajar menulis bersama guru- guru penulis Indonesia. Berkumpul bersama mereka satu kebanggaan walau hanya lewat daring. Senin 12 Juli 2021, tepatnya jam 19.wib Pelatihan Menulis ini dimulai. Cukup banyak ilmu yang saya dapat pada pertemuan pertama ini , apatah lagi sebagai penulis pemula tentu harus banyak belajar dari pakar pakar literasi yang ada di Indonesia.

Pada pertemuan yang ke-1 ini, pematerinya adalah Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M. Pd. Yang biasa disapa dengan laqab Bu Kanjeng. Beliau menjelaskan secara panjang lebar tentang Menjadikan menulis sebagai Passion. Berbekal pengalaman yang cukup banyak di dunia literasi, beliau menjelaskan dengan sangat lancar dan sangat mudah dipahami. “Betul-betul seorang penulis Ibu yang luar biasa ini ini, bukan hanya pandai menulis tapi pandai juga berbicara, mengalir bak air” gumam saya dalam hati seketika mendengar penjelasannya ketika itu.  

Ibu Kanjeng menjelaskan kepada kami bahwa menulis adalah pekerjaan yang sangat mulia. Bahkan, kebanyakan penulis akan dihormati oleh masyarakat atau dalam kehidupan sosialnya.  Kemampuan menulis seseorang adalah sebuah bentuk indikator dalam kematangan kita berpikir. Menjadikan menulis sebagai passion sangatlah menyenangkan.

Diantara kita, ada yang bercita-cita ingin menjadi penulis, akan tetapi ada saja alasan yang dapat membuyarkan cita-cita tersebut sehinga mimpinya untuk menjadi seorang penulis tidak dapat terwujud. Tetapi, bagi mereka yang bersungguh, mereka daopat mewujudkan cita-cita mereka yang sangat mulia itu, yaitu menjadi seorang penulis.  

Baca Juga: Mengintip Rahasia Menulis hingga Menerbitkan Buku.html

Dalam proses menjadi seorang penulis, tentunya cukup banyak hambatan yang menghampiri kita. Baik hambatan tersebut dari luar maupun dari dalam diri kita sendiri. Seperti merasa diri tidak mampu dalam menulis, tidak berbakat menjadi seorang penulis. Padahal menulis adalah sebuah keterampilan yang siapa saja bisa melakukannya, sebuah passion yang harus kita sukai, keterampilan yang harus sering dilatih, sehingga menjadi sesuatu yang sudah biasa dilakukan, yang akhirnya memudahkan kita dalam menulis apa saja.

Hambatan lainnya, kenapa kita tidak menulis? Alasannya karena kita tidak memiliki waktu, kita merasa kurang percaya diri, merasa tidak mampu, kita tidak suka menerima kritik, dan disaat orang lain mengkritik tulisan yang kita tulis, semangat menulis kita langsung drop, langsung melempem.

Begitulah penjelasan beliau dalam pertemuan ke-1. Tidak hanya sampai di situ beliau juga menjelas lebih banyak tentang dunia menulis, mulai dari alur menuju naskah yang menjadi buku, hingga tulisan yang kita tulis dibukukan dan dipublising. Meminjam bahasa Mario Teguh, hanya satu kata untuk pertemuan ini, Super sekali! 

Alur Menuju Naskah yang menjadi buku

Awalnya dalam memulai menjadikan menulis sebagai passion, kita memang mendapatkan kendala, tetapi kendali yang kita rasakan harus segera cari solusi, ketika ada kendala kita memerlukan motivasi, dari siapa saja, baik dengan cara mendengarkan, menonton di youtube, membaca buku, mengikuti kelas belajar menulis,dan sebagainya. Disamping juga harus diimbangi dengan semangat kerja yang kuat, memiliki motivasi diri, membuang  faktor internal yang negatif. Sehingga akan muncul sebuah karya tulis atau naskah yang berproses menjadi sebuah buku. Dan tentunya ini adalah harapan kita semua.

Ketika menulis kita jadikan passion, dengan sendirinya semangat kita dalam menulis semakin kuat, kita sudah mulai rajin membaca buku, mencari ide.

Alangkah indahnya dalam menulis kita mulai dengan kata why. Memulai dengan kata why karena kalau kata why kita kembang dengan my mapping, ia akan berkembang menjadi banyak dan menghasilkan kata-kata sesuai  dengan yang kita inginkan. Misalnya: mengapa saya sakit, mengapa saya sedih, mengapa saya gagal, dan lain sebagainya. Dan ini akan berkembang menjadi sebuah tulisan, sebagaimana yang kita harapkan.

Ketika memulai menulis, kita sudah terlebih dahulu memulai dengan kata mengapa. Selanjutnya kita menggunakan kata bagaimana (how). Dengan menggunakan kata ‘bagaimana’, kita juga bisa mengembangkan tulisan menjadi sebuah tulisan yang luar biasa. Misalnya: bagaimana solusinya, bagaimana awal terjadinya, dan lain lain.

Terdapat Perbedaan dalam menggunakan kata Why dan How. Pada prinsipnya pertanyaan how lebih bersifat ke teknis dan jawabannya cenderung mudah dipelajari melalui latihan. Sedangkan Why lebih filosofi dan berhubungan dgn nilai misi dan visi hidup di dunia ini. Semua itu bisa kita kembangkan dan bisa menjadi sebuah tulisan yang runtut dan enak dibaca ketika kita mau melatih dan mau mengasahnya terus menerus.

Orientasi Ketika Kita Menulis Menjadi Passion

Ada beberapa orientasi atau alasan ketika kita menjadikan menulis sebagai passion,sebagaimana yang telah di sampaikan bu Kanjeng dalam pertemuan pertama belajar menulis bersama PGRI.

1.       Orientasi Material

Tujuannya untuk menghasilkan pundi-pund uang, mendapatkan royalti, fee pembicara, dan lain sebagainya.  

2.       Orientasi Eksistensial

Tujuannya supaya menjadi populer dan mendapat pengakuan dari masyarakat.

3.       Orientasi Personal

Bersifat pribadi, seperti dalam buku harian atau status medsos.

4.       Orientasi sosial

Tujuannya untuk mengubah cara pikir masyarakat serta membangun peradaban.

5.       Orientasi spiritual

Tujuannya untuk beribadah dan memperoleh pahala dengan mengajak pembaca melakukan perbuatan baik.

 Baca Juga: Trik Cepat Menulis Resume

Hal Hal Yang Perlu Dilakukan Untuk Menjadi Seorang Penulis yang Baik

Untuk menjadi seorang penulis yang baik, bagi penulis pemula untuk melakukan hal-hal berikut:

1. Read

Membaca sangat besar pengaruhnya bagi yang ingin menjadi penulis. Berapa banyak buku dan bacaan lain yang sudah kita baca. Semakin banyak kita membaca buku, semakin banyak ilmu pengetahuan baru yang kita dapat. Kita perlu membaca banyak buku, baik yang bersifat general (umum) maupun yang spesifik (misalnya sesuai dengan background akademik atau  passion kita yang kita kuasai) .

2. discuss

Hal ini penting karena ide dan gagasan sering kali muncul saat kita mendialektikakan bahan bacaan yang kita baca dengan bacaan orang lain atau dengan diri kita sendiri. Menjadi pendengar yang baik dan berdiskusi sangat penting. Bila diperlukan  ada baikknya kita memiliki mentor yang tepat. Mentor yang akan mengarahkan kita dengan baik yang sesuai dengan kemampuan dan yang kita kuasai.

3. Look & Feel

Baik yang kita lihat secara langsung maupun apa yang kita lihat dan baca di media (TV, radio, internet, medsos, dll). Hal ini akan mempengaruhi kita, sehingga kita bisa menulis dari apa yang sudah kita lihat, apa yang sudahkita rasakan. Berapa sering kita mengamati, dan merasakan apa yang terjadi di lingkungan sekitar kita adalah hal yang paling penting. Kita harus peka, sehingga akan menghasilkan untaian atau kata-kata yang indah.

4. Socialize

Bagi kita yang ingin menjadi penulis yang baik, juga harus bisa mengukur pergaulan kita dalam kehidupan sehari hari. Misalnya dengan bersosialisasi, baik dengan pedagang, dokter, guru, dan lain sebagainya.  Bersosialisa juga akan menghasilkan tulisan, Berapa banyak pengetahuan, pengalaman dan kisah orang lain yang kita lihat, kita dengar, dapat kita serap dan kita jadikan sebagai karya tulis kita.

Apa yang harus kita siapkan untuk menulis?

Kegiatan yang perlu kita kerjakan dalam proses menulis adalah, antara lain:

1.       Menggali dan menemukan gagasan/ide. Hal ini bisa kita lakukan dengan pengamatan. Baik terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi, imajinasi, kajian pustaka.

2.       Menentukan tujuan, genre, dan segmen pembaca

3.       Menentukan topik

4.       Membuat outline

5.       Mengumpulkan bahan materi/buku.

Bagaimana cara kita menulis?

Menurut Bu Kanjeng, cara kita menulis adalah Just Do it! Maksudnya kalau mau menulis, ya  menulis saja. Demikian ungkapannya dalam pelatihan belajar menulis bersama PGRI gelombang 19. Bu Kanjeng juga melanjutkan, bagi  penulis pemula sebaiknya lebih fokus pada ketekunan (persistence) dalam proses menulis. Menulis harus sabar. Tulislah semampu kita terlebih dahulu. Jangan berpikir harus sempurna, dan jangan terlalu idealis.

 

Bayangkan jika buku kita Best Seller

Untuk menambah semangat kita dalam menulis, kita bayangkan bagaimana seandainya buku yang kita tulis menjadi sebuah buku yang Best Seller. Dan ini akan bertambah semangat kita dalam menulis. Kita akan diundang ke berbagai acara, menjadi penulis populer, menadapat royalti dari buku yang kita tulis, dan lain sebagainya.

 

Menulis Buku Sebagai Ladang Amal

Untuk menambah semangat dalam menulis, kita niatkan sebagai amal ibadah kita. Ketika kita memiliki tujuan menulis bukan hanya sebatas kepuasan materi tapi kepuasan batin. Menulis kita maknai sebagai ladang untuk beramal, beramal shaleh yang sepnajang masa bisa dibaca dan bermanfaat bagi khalayak ramai, maka kita telah menabung atau menanamkan investasi besar untuk bekal kita hidup di akhirat kelak.

 

Tetap Fokus pada Time Target, Discipline, Comfortability, Facilities, dan Mood Booster

Dalam proses menulis kita perlu memperhatikan dan fokus kepada hal-hal berikut yang harus kita miliki, yaitu:

Time target, kita harus punya target berapa bulan buku yang kita tulis harus menjadi sebuah buku.  Misalnya 1 bulan sudah jadi sebuah buku.

Discipline, dalam menulis tidak boleh ditunda. Kalau sudah diatur jadwal, kerjakan sampai tuntas. kalaupun ditunda karena sesuatu hal yang harus diutamakan dalam pengerjaannya, tapi harus mengantikannya dengan kegiatan yang lain.

Comfortability, dalam menulis suasana nyaman sangat diperlukan, baru menulis.  

Facilities, kita juga harus memiliki fasilitas yag berhubungan dengan menulis, sehingga tidak menghambat kita saat kita sedang dalam proses menulis.

Mood booster, bagaimanapun kita harus punya punya target, buku kita harus selesai sesuai yang kita inginkan.

 

Yang Harus Lakukan Ketika Kita sudah Menyelesaikan Tulisan Kita

Setelah penuh perjuangan, dan akhirnya kita sudah sudah menyelesaikan tulisan kita, tahapan selanjutnya adalah:

1.       Editing

2.       Rivising

3.       Publishing.

Demikianlah. Terima kasih kepada segenap panitia pelatihan ini, wabil khusus kepada bu kanjeng yang sudah memberi ilmu kepada kami. semoga ruh menulis bu kanjeng juga mengalir bak air kepada kami, dan pada akhirnya bermanfaat bagi khalayak Ramai. Aamiin.

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِالنَّاسِ

 khairunnaas anfa’uhum linnass.

“ Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat untuk manusia lain.”

 

 

12 komentar:

  1. Bagus tulisannya bunda, menarik. Semoga semakin semangat menjadi penulis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Terimakasih atas supportnya. Mohon kritik dan saran dari bunda juga.
      #Bapak

      Hapus
  2. Balasan
    1. Alhamdulillah. Masih sangat banyak kekurangannya bu. Mohon kritik dan sarannya juga. 🙏🏿

      Hapus
  3. Tulisan yg keren. Semoga kelak menjadi buku yang bermutu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Terimakasih doa dan supportnya omjay. Mohon Kritik dan sarannya 🙏🏿

      Hapus